Peringatan Pindah Kantor Kecamatan Cangkringan

Oleh: Eko Mardiono

 

Pendahuluan

Ada satu peristiwa penting di wilayah kecamatan Cangkringan kabupaten Sleman yang akan senantiasa dicatat dan diabadikan oleh sejarah umat manusia di muka bumi ini. 

 

Sabtu Legi 27 April 2013 M/16 Jumadi Tsani 1434 H ibukota kecamatan Cangkringan berpindah dari padukuhan Bronggang, Argomulyo ke lokasi yang baru Lungguh Gede padukuhan Panggung, Argomulyo, Cangkringan.


Peristiwa bersejarah ini diberi nama Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan. 

 

Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan ini tidak terlepas dari kejadian siklus 100 tahunan gunung Merapi. Jumat, 05 Nopember 2010 dini hari.

 

Gunungapi teraktif di dunia tersebut meletus sangat dahsyat yang mengharuskan kantor-kantor instansi pemerintah kecamatan Cangkringan hijrah ke lokasi baru karena tempat sebelumnya berada di daerah rawan bencana Merapi. 

 

Hijrahnya perkantoran Muspika atau Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan ini didasarkan pada sebuah spirit “Dambaan besar agar Aparat Pemerintah mampu memberikan pelayanan dan pengabdian guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir-batin, berbudaya, dan agamis”. 

 

Lantas, bagaimana upaya merealisasikan tujuan dan cita-cita mulia tersebut. Ada empat pilar yang perlu dibangun untuk menciptakan masyarakat ideal yang beradaban. 

 

Empat Pilar Membangun Umat
Dalam khazanah pustaka klasik yang berjudul "Durrotun Naasihiin" (Mutiara Nasihat) yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir al-Khaubury, halaman 17 dijelaskan bahwa:

 

  قَوَامُ الدُّنْياَ بِأَرْبَعَةِ أَشْيَاءٍ بِعِلْمِ الْعُلَمَاءِ وَعَدْلِ اْلأُمَرَاءِ وَسَخَاوَةِ اْلأَغْنِيَاءِ وَدَعْوَةِ اْلفُقَرَاءِ

 

Artinya: “Peradaban umat manusia akan tegak apabila didukung dengan empat pilar, yaitu: ilmu para ulama, keadilan para pemimpin (penguasa), kedermawanan orang kaya, dan doa orang fakir”. 

 

Pertama: ilmu para ulama. Para ulama ini bagaikan lentera penerang dalam kegelapan dan menara kebaikan. Mereka adalah waratsatul anbiya’ (pewaris para Nabi).

 

Tugas utama mereka adalah amar makruf nahi munkar (mengajak untuk berbuat kebajikan dan mencegah dari perbuatan munkar/dilarang). Allah SWT berfirman:

 

Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S. Ali Imran (3): 104).

 

Hanya saja, amar makruf nahi munkar ini harus dilaksanakan secara bijak dan menyejukkan. Allah SWT memberikan petunjuk-Nya:

 

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. An-Nahl (16): 125). 

 

Para pendahulu kita ketika melaksanakan dakwah bil-hikmah wa mauidzatil hasanah ini menggunakan pendekatan sosial budaya dengan tidak menafikan begitu saja kearifan lokal yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kalau pada era sekarang ini dikenal dengan istilah “dakwak kultural”. 

 

Kedua: Pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil termasuk hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya. Nabi Muhammad saw bersabda:

 

 اِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ اِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ جَالِسًا اِمَامٌ عَادِلٌ 

 

Artinya: “Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla pada hari kiyamat dan lebih dekat dengan tempat duduknya dengan-Nya pemimpin yang adil (HR Imam Ahmad).

 

Pemimpin yang adil termasuk salah satu tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

 

 سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: الاِمَامُ العَادِلُ.... 

 

Artinya: “Tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil....” (HR Bukhari). 

 

Pemimpin yang adil juga mempunyai keutamaan yang lain, yaitu doanya tidak tertolak. Nabi Muhammad saw menyatakan:

 

 ثَلاَثٌ لاَ يُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اْلاِمَامُ اْلعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِيْنَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ

 

Artinya: “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doanya, yaitu: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan orang yang teraniaya.” (HR At-Tirmidzi). 

 

Ketiga: Orang kaya yang dermawan. Sungguh Allah SWT menyukai orang-orang yang mempunyai perangai dermawan/pemurah. Nabi Muhammad saw bersabda:

 

 اِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ اْلكُرَمَاءَ, جَوَادٌ يُحِبُّ اْلجُوْدَةَ 

 

Artinya: “Sesungguhnya Allah maha Pemurah, Ia pun menyukai kemurahan. Sesungguhnya Allah maha Dermawan, Dia pun menyukai kedermawanan”. (Shahih Jami’ ash-shagir hadis nomor: 1.800).

 

Sikap dermawan ini jelas akan sangat membantu banyak pihak, termasuk famili, keluarga dekat, dan orang-orang yang membutuhkan uluran tangan untuk mendapatkan bantuan. Allah SWT berfirman:

 

Artinya: “........... dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya....... (Q.S. Al-Baqarah (2): 177).

 

Hanya saja, sikap dermawan pun harus dilakukan secara proporsional (tidak berlebih-lebihan). Allah SWT menegaskan:

 

Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara keduanya.” (Q.S. Al-Furqan: 67).

 

Apa tujuannya? Tujuannya tidak lain adalah supaya harta benda itu tidak hanya berputar di kalangan orang-orang kaya, sehingga kesejahteraan pun dapat dirasakan oleh semua kalangan. Allah SWT menjelaskan:

 

Artinya: “.......... supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu........ (Q.S. Al-Hasyr (59): 7). 

 

Keempat: Doa orang-orang fakir. Apabila golongan orang-orang fakir dan kaum dhuafa’ lainnya bersedia untuk mendoakan untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain, maka jelas hal itu menunjukkan betapa harmonisnya hubungan antar umat manusia di muka bumi ini. Orang-orang fakir yang sabar inilah yang dicintai oleh Tuhannya. Allah SWT berfirman:

 

Artinya: Allah menyukai orang-orang yang sabar (Q.S. Ali Imran (3): 146).

 

Orang miskin yang senantiasa sabar ini jelas akan selalu berusaha dan berusaha untuk memperbaiki nasibnya dan tidak akan mau untuk meminta-minta. Allah pun akan mencintai hamba-Nya yang demikian ini.

 

Rasulullah saw bersabda:

 اِنَّ اللهَ تَعَالىَ .... يُحِبُّ اْلحَيَّ اْلعَفِيْفَ اْلمُتَعَفِّفَ 

 

Artinya: “ Sesungguhnya Allah SWT .... mencintai orang miskin yang merahasiakan kemiskinannya lagi menjaga diri dari meminta-minta”. (Shahih al-Jami’ ash-Shagiir nomor 1.711). 

 

Orang miskin bukanlah orang yang meminta-minta, tetapi mereka adalah orang yang senantiasa sabar dan berusaha untuk mengubah nasibnya sebagaimana sabda nabi Muhammad saw:

 

 ....... وَلَكِنَّ اْلمِسْكِيْنَ الَّذِيْ لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِ أَوْ لاَ يَسْأَلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا 

 

Artinya: “....... akan tetapi orang miskin itu adalah orang yang tidak memiliki kecukupan dan ia malu (meminta-minta) atau orang yang tidak meminta kepada orang lain secara paksa”. (HR Bukhari). 

 

Kesimpulan

  1. Ada empat pilar ulama dalam membangun peradaban umat manusia, yaitu ilmu para ulama, pemimpin yang adil, orang kaya yang dermawan, dan doa orang-orang fakir.
  2. Apabila keempat pilar ini dapat berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia akan mudah tergapai. 
  3. Peran dan fungsi keempat pilar ini tergambar dalam peristiwa Boyong Sosngsong Kapanewon Cangkringan pasca erupsi Merapi tahun 2013 ini. 
  4. Di kompleks perkantoran Muspika Cangkringan yang baru ini ada Kantor Kecamatan sebagai sombol pemimpin pemerintahan yang adil, ada masjid sebagai representasi ilmu para ulama (peran spiritual), dan peristiwa musibah bencana Merapi yang memunculkan pihak-pihak yang menderita dan pihak-pihak yang membantu, sehingga antara kaya dan miskin saling menyemurnakan.

0 comments:

Posting Komentar

 
Designed by: Newwpthemes.com | Bloggerized by Dhampire